Selasa, 10 Januari 2012

info jambi

JAMBI, KOMPAS.com - Orang rimba atau suku anak dalam di sekitar Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi, telah kehilangan hutan sebagai rumah sekaligus lahan kelolaan. Ruang hidup mereka berubah menjadi perkebunan sawit, akasia, dan areal transmigrasi dalam 20 tahun terakhir.

Antropolog dari Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Robert Aritonang menceritakan, pengalihfungsian hutan menjadi kebun dan lahan transmigran sejak era orde baru telah mengusir kelompok-kelompok orang rimba yang menghuni hutan sekitar Taman Nasional Bukit Duabelas.

Sebagian orang rimba akhirnya hidup di tepi-tepi jalan lintas sumatera, tanpa memiliki rumah dan sumber penghidupan yang jelas. Itu sebabnya banyak orang rimba akhirnya menjadi pengemis di jalan.

Sampai sekarang pun, banyak orang rimba yang masih selalu menangis jika mengenang masa lalu, saat hutan mereka dirusak menjadi kebun dan permukiman trasmigrasi, ujar Robert, Selasa (10/1/2012).

Menurut Robert, orang rimba yang umumnya hidup dalam keterbelakangan ini sangat membutuhkan lahan garapan sebagai sumber penghidupan. S elama ini proyek-proyek merumahkan orang rimba, baik dari pusat maupun daerah , nyaris tidak disertai oleh fasilitas lahan garapan.

Ia mencontohkan, pada tahun ini Pemerintah Kabupaten Merangin hanya akan mengalokasikan setengah hektar lahan untuk melokalisir orang rimba. "Walau dibangunkan rumah, kami pastikan orang rimba tetap tidak dapat bertahan hidup, karena mereka tidak memiliki lahan untuk bertanam," tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar